Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kabupaten Simeulue

Dana Hibah Dari Gubernur Aceh Menjadi Topik Pembahasan Mahasiswa Simeulue

29
×

Dana Hibah Dari Gubernur Aceh Menjadi Topik Pembahasan Mahasiswa Simeulue

Sebarkan artikel ini

Simeulue, Relasipublik.Com.- Berdasarkan surat keputusan gubernur aceh nomor 426/1675/2020, menetapkan sebanyak 100 ormas, OKP dan organisasi eksekutif ditingkat kampus mendapatkan bantuan dana hiba dari pemerintah Aceh dengan besar dana yang dikucurkan Rp. 9.597.000.000 dalam rangka penanganan Corona Virus Disease 2019. Hal tersebut menjadi polemik dan tanda tanya dikalangan Mahasiswa, Khususnya Mahasiswa Simeulue.

Salah satu mahasiswa Simeulue, Ahmad Hidayat, kepada Relasipublik Kamis, (14/01/2021) mengatakan, sedikit kecewa terhadap kebijakan ini, dimana dana hiba dari Gubernur berfariasi mulai dari Rp. 32.000.000 hingga Rp. 100.000.000 juta per OKP dan Ormas.

Example 300x600

” Uang ini bukan uang sedikit jangan sampai dengan adanya dana hiba ini tali persaudaraan mahasiswa hancur karna uang, dan idialis mahasiswa hilang karna dimainkan oleh para elit politik sehingga bisa dimanfaatkan,” tutur mantan Pj. Ippelmas Aceh Barat itu.

Ia menyebutkan, dana tersebut tidak pernah dimusyawarakan terlebih dahulu dan hanya beberapa Oknum yang mengetahui, jangan sampai mahasiswa lain dikambing hitamkan gara gara kepetingan, idialis itu hancur tampa suara,” Pungkas Ahmad Hidayat yang akrab disapa Wak Rimba itu.

Menurutnya, Hal ini juga tidak efesien, dimana saat ini kita tengah mengalami Krisis Ekonomi dikarenakan Virus Covid 19, namun anggaran yang begitu besar itu diberikan kepada Ormawa- Ormawa yang outputnya belum jelas kemana, ini yang disayangkan, sebuah kebijakan Gebenur yang menurutnya sangat keliruh.

”Saya bisa pastikan jika hal ini terjadi kata kata idialis akan hilang Kedepan, bisa dipastikan pemuda dan mahasiswa akan berlomba-lomba meraih jabatan di organisasi kampus karena implementasinya sudah ke dana hibah bukan lagi menjadi agent of change.” tutupnya. (Hardani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *