Aceh Tenggara, Relasipublik.Com.- Robohnya jembatan simpang marlboro diduga akibat dari konsultan pengawas tidak mengacu pada Spek teknis sehingga daya tahan jembatan tersebut sangat rapuh. Robohnya jembatan itu terjadi pada pukul 12.00 wib. Siang dini hari, Rabu (04/11/2020).
Saat dikonfirmasi konsultan pengawas dari dinas PUPR, Faisal, menjelaskan, Penyokong jembatan tidak sesuai dengan perhitungan tonase dan sudah saya ingatkan kepada kontraktor pelaksana agar penyokong tersebut ditambah supaya dapat menampung berat atau tonase pengecoran tersebut,” jelas Faisal.
Menanggapi hal itu ketua GMBI Aceh Tenggara Hasibullah menegaskan kejadian ini sangat memprihatinkan, biaya jembatan tersebut bersumber dari cadangan DAK Penuggusan Rp. 996.517.000 pekerjaan ini perlu ditindaklanjuti melalui Tim Ivestivigasi dari aparat Penegak Hukum agar insiden ini terbuka secara jelas,” kata Hasibullah.
Ditambahkan Ketua LSM GEMAT pengerjaan jembatan tersebut diduga menuai problem karna jembatan tersebut mutu beton FC 20 MPA kontruksi tersebut tidak seharus memakai Pengecoran Manual Atau mesin Molen Kecil karna campurannya tidak maksimal seharusya menggunakan pengecoran Mixer.
Lanjut Hasibullah ketua GMBI alasan konsultan pengawas dari PUPR tidak berlandasan hukum seharusnya konsultan pengawas menghentikan pekerjaan jika ada pekerjaan yang diragukan seperti penyokong jembatan yang tidak sesuai dengan spek, namun faktanya kontraktor terus saja melakukan pekerjaan, seharusnya konsultan pengawas dengan tegas menghentikan pekerjaan agar insiden ambruknya jembatan tersebut tidak terjadi,” tegas Hasibullah. (DRM)
