Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaDaerahKota Lhokseumawe

Literasi Digital Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

91
×

Literasi Digital Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

Sebarkan artikel ini

LHOKSEUMAWE, RELASIPUBLIK.COM.- Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Aceh yaitu, Ir. H. Nova Iriansyah, M.T., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021, Selasa (17/08/2021).

Example 300x600

UZAIR, S.E., M.SI (Pemimpin Redaksi Anterokini.com dan Konsultan Media), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Uzair memaparkan tema “WELCOMING GEN ALPHA: CHANCE AND CHALLENGE IN DIGITAL SKILL”. Dalam pemaparannya, Uzair menjelaskan generasi alpha lahir disaat teknologi digital sudah ada. Terbiasa dengan menggunakan alat elektronik. Bisa dibilang generasi alpha adalah anak dari generasi millenials dan adik dari Generasi Z. Kelompok yang masuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 2010 sampai 2025.

Sebutan generasi Alpha muncul pada tahun 2005, nama ini ditentukan dari hasil survey yang diadakan oleh Mark McCrindle, seorang analis sosial dan demografi. Karena generasi sebelumnya sudah menggunakan huruf terakhir dari abjad Romawi, akhirnya penamaan diputuskan dengan mengikuti pola abjad Yunani yang diawali dengan ‘alfa’.
Keunggulan anak generasi alpha, meliputi teknologi yang telah maju semakin pesat membawa keuntungan bagi anak generasi alpha, situasi ini menggiring mereka untuk mampu belajar dari berbagai sumber, kritis, serta generasi paling terdidik. Cara mendidik anak generasi alpha, diantaranya menyadari berbagai hal, baik positif atau negatif yang akan dihadapi oleh anak-anak generasi alpha, memerhatikan perkembangan anak melalui perilaku mereka sehari-hari, menjadi role model yang baik untuk anak, serta memiliki gaya parenting yang baik.

Dilanjutkan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh RURI SUSANTI, M.PD., GR (Kepala SMK Pariwisata IT Nurul Iman). Ruri mengangkat tema “LEGALITAS DAN KEAMANAN TANDA TANGAN DIGITAL”. Ruri membahas tanda tangan elektronik merupakan tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi. Dua model tanda tangan, meliputi tidak tersertifikasi dan tersertifikasi. Tanda tangan tidak tersertifikasi merupakan citra tanda tangan yang kemudian dipindai dan dilekatkan ke dokumen. Tanda tangan tersertifikasi menggunakan jasa penyelenggara sertifikasi elektronik dan dibuktikan dengan sertifikat elektronik.

Keamanan tanda tangan digital, antara lain public key dan private key. public key dapat diakses oleh siapapun guna melakukan verifikasi tanda tangan elektronik dalam dokumen elektronik. Private key, jika dipalsukan, tanda tangan elektronik bisa diketahui dari private key penanda tangan sehingga hanya pemilik tanda tangan yang mengetahui private key tersebut. Proses pendaftaran sertifikat elektronik, dengan cara pengajuan, verifikasi, dan penerbitan.

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh FAISAL ILYAS S.E., M.M (Komisioner KPID Aceh Direktur Aceh Dokumentary). Faisal memberikan materi dengan tema “MENGENALKAN BUDAYA INDONESIA MELALUI LITERASI DIGITAL”. Faisal membahas kebudayaan memegang peran penting dalam majunya Bangsa Indonesia. Cara untuk melestarikan budaya antara lain, mengajarkan budaya kepada orang lain, memperkenalkan budaya kepada orang lain, serta tidak terpengaruh dengan budaya asing. Di tengah-tengah era peradaban dunia yang semakin ketat, menjadikan budaya sebagai salah satu investasi yang mampu membangun Negara di masa depan.

Cara menginplementasikan budaya dalam kehidupan sehari-hari melalui, menjadikan budaya sebagai identitas budaya atau daerah. Cara meningkatkan pengetahuan akan warisan budaya melalui literasi digital berupa, membuat konten digital berupa gambar, tulisan, atau video, seseorang dapat menggunakan aplikasi seperti canva untuk mendesain dan mengedit sehingga dapat membuat konten di instagram. Membuat blog, seseorang dapat menulis tentang budaya di daerahnya melaui blogger, wordoress, dan kompasiana. Serta, membuat karya ilmiah, hal ini berlaku bagi seseorang yang ingin menyelesaikan tugas akhir kuliah, bisa mengangkat isu budaya di daerahnya dan ikut kompetisi karya ilmiah.

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh RIZKI WAN OKTABINA, M.SI (Asisten Ahli Dosen Poltekkes Kemenkes). Rizki mengangkat tema “INFODEMIK: PENYEBAB DAN DAMPAK BURUK BAGI PENGANGGULANGAN PANDEMI COVID-19”. Rizki menjelaskan bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Penanggulangan bencana covid-19 fase krisis kesehatan, meliputi deteksi dini dan monitoring, pencegahan, penanganan, intervensi dampak, serta pemulihan. Ketangguhan Indonesia masa pandemi covid-19, mencakup herd immunity, pengendalian ancaman, penguatan kapasitas, serta mengurangi kerentanan.

Webinar diakhiri, oleh MARIO GINANJAR (Penyanyi dan Influencer dengan Followers 165 Ribu). Mario menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa cara mendidik anak generasi alpha, diantaranya menyadari berbagai hal, baik positif atau negatif yang akan dihadapi oleh anak-anak generasi alpha, memerhatikan perkembangan anak melalui perilaku mereka sehari-hari, menjadi role model yang baik untuk anak, serta memiliki gaya parenting yang baik. Tanda tangan tersertifikasi menggunakan jasa penyelenggara sertifikasi elektronik dan dibuktikan dengan sertifikat elektronik.
Cara untuk melestarikan budaya antara lain, mengajarkan budaya kepada orang lain, memperkenalkan budaya kepada orang lain, serta tidak terpengaruh dengan budaya asing. Ketangguhan Indonesia masa pandemi covid-19, mencakup herd immunity, pengendalian ancaman, penguatan kapasitas, serta mengurangi kerentanan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *