Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kabupaten Bireuen

Literasi Digital Kabupaten Bireuen Bertema “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”

756
×

Literasi Digital Kabupaten Bireuen Bertema “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”

Sebarkan artikel ini

BIREUEN, RELASIPUBLIK.COM.- Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. 4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain KECAKAPAN DIGITAL, KEAMANAN DIGITAL, ETIKA DIGITAL dan BUDAYA DIGITAL.

Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Aceh yaitu, Ir. H. Nova Iriansyah, M.T dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021. Kamis (02/09/2021).

Example 300x600

Tema besar webinar BIJAK SEBELUM MENGGUGAH DI MEDIA SOSIAL oleh para narsum yang mempunyai kompetensi di bidang masing masing serta seorang Key Opinion Leader yang akan memberikan sharing session di akhir webinar.

Rahmad, S.Sos.,MAP Dosen Universitas Almuslim menjabarkan bijak dalam bermedia sosial yaitu menerapkan etika berkomunikasi dengan menggunakan internet dengan menggunakan kata-kata yang sopan sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan, tidak menggunkan kata-kata yang mengandung isu SARA, hati-hati dalam menggunakan huruf kapital, dan hindari perselisihan. Hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan agar unggahan kita adalah unggahan yang bijak antara lain jangan oversharing, ikuti atau follow akun yang tepat yang bermanfaat, dan ingat jejak digital akan susah dihapus. Media sosial memiliki peran besar dalam mengubah budaya berbahasa seseorang, termasuk bahasa gaul (alay). Hadirnya bahasa alay bisa dikatakan sebagai salah satu dampak negatif di media sosial. Bahasa semacam itu boleh digunakan ketika berbicara dengan teman dan tidak digunakan ketika berkomunikasi di media sosial. Karena kata-kata kita menunjukan jati diri bagaimana kita ingin diperlakukan orang lain.

Tiap orang pasti punya jejak digital baik yang positif maka akan lebih dipercaya, dan jejak negatif akan berdampak menjadi citra buruk seperti yang dijelaskan oleh Frans Padek seorang Konsultan Media Internasional. Maka jangan sampai kita meninggalkan jejak negatif karena akan merugikan diri sendiri ke depannya.

Sementara Rizky Dasilva, S,Pdl.,MA Kepala SDIT Muhammadiah Bireun membahas tentang kebijaksanaan komunikasi pemuka agama di ruang publik sebagai orang yang lebih mengerti tentang ajaran dan nilai-nilai agama. Seorang pemuka agama tentu harus mampu menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya, bijaksana dalam bertindak dan betutur kata yang baik. Para pemuka agama yang ucapannya didengarkan oleh umat seyogyanya selalu menyampaikan pesan-pesan kedamaian dalam setiap kegiatan keagamaan. Persaingan untuk mendapatkan banyak pengikut tidak perlu membuat para pemuka agama sampai saling menjatuhkan dan menghujat yang lain. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *