Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaDaerahKabupaten Pidie JayaTerbaru

Literasi Digital Kabupaten Pidie Jaya Bertema ” Melawan Ujaran Kebencian Di Dunia Maya “

142
×

Literasi Digital Kabupaten Pidie Jaya Bertema ” Melawan Ujaran Kebencian Di Dunia Maya “

Sebarkan artikel ini

PIDIE JAYA, RELASIPUBLIK.COM.- Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya. Rabu (28/07/2021).

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Example 300x600

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Aceh yaitu I. H. Nova Iriansyah, M.T., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

DR. VIRIENIA PUSPITA (Senior Lecturer Binus University), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Virienia memaparkan tema “INFORMASI DIGITAL, IDENTITAS DIGITAL, DAN JEJAK DIGITAL DALAM MEDIA SOSIAL”.

Dalam pemaparannya, Virienia menjelaskan Informasi yang ada pada dunia digital, dalam bentuk elektronik, yang disimpan, dikombinasi atau dimanipulasi, dan ditampilkan dengan menggunakan perangkat komputer. Identitas digital adalah bentuk informasi mengenai individu, organisasi, atau perangkat elektronik yang eksis secara online. Bentuk-bentuk identifikasi digital, meliputi nama lengkap dan password, riwayat kesehatan, tanggal lahir, dan aktifitas pencarian online.

Jejak digital adalah data yang tertinggal setiap kali seseorang menggunakan layanan digital, atau seseorang memposting informasi tentang orang itu ke forum digital, seperti jejaring sosial. Setiap orang cenderung memiliki jejak digital, dan ini normal. Aktivitas online seperti berbagi foto, perbankan, belanja, bermain game, jejaring profesional, dan jejaring sosial semuanya menambah jejak digital seseorang. Cara melindungi diri dari jejak digital, antara lain buat akun media sosial menjadi private, pikirkan sebelum mengunggah konten, bicarakan dengan teman saat teman menandai foto bersama, bersihkan jejak digital yang mengarah ke pribadi, serta pantau komentar yang dibuat oleh orang lain.

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL oleh, U. LAILA SA’ADAH, S.PSI., M.PD (Konselor Parenting dan Pegiat Literasi Digital). Laila mengangkat tema “CYBER SAFETY: TIPS DAN PENTINGNYA INTERNET SEHAT”.

Laila membahas dampak positif dalam memanfaatkan internet meliputi, memperoleh layanan sistem kesehatan, pendidikan, dan kebijakan publik berbasis online, serta pengembangan pengetahuan, bisnis, pekerjaan, dan pengembangan jaringan. Namun, memanfaatkan internet juga memiliki dampak negatif diantaranya, munculnya kejahatan cyber bullying dan cyber crime, maraknya pornografi, kecanduan dalam dunia online, gangguna fisik dan psikis, serta memicu kerusuhan, perkelahian, dan mengancam stabilitas keamanan Negara. Tujuan mempelajari internet sehat adalah agar masyarakat sebagai pengguna internet aktif, tidak menjadi aktor baru atau pelaku yang tanpa disadari atau mungkin disadari, penuh bertindak kejahatan di ranah online dan bisa terhindar menjadi korban kejahatan baru di ranah online.

Tips menggunakan internet sehat antara lain, mengedepankan etika, nilai, dan logika berpikir kritis. Etika menggunakan media sosial meliputi, membuat konten dengan memilih kata yang baik dan sopan, menjauhi ujaran kebencian dan menghujat orang lain, tidak melakukan kejahatan online seperti menyebarkan berita bohong dan melakukan penipuan, menerapkan etika pada diri sendiri dan mengontrol pola hidup teratur, menerapkan nilai-nilai positif seperti berbagi pengetahuan dan informasi positif, serta berpikir kritis dalam menggunakan media sosial seperti memiliki kemampuan untuk melakukan analisis dengan membaca cermat.

Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh MASHADI, S.SI., M.LING (Kepala SLB Baitul Ilmi). Mashadi memberikan materi dengan tema “LITERASI DIGITAL BAGI TENAGA PENDIDIK DAN ANAK DIDIK DI ERA DIGITAL”.

Mashadi membahas penggunaan internet digunakan untuk kepentingan pendidikan. Tetap beradapatasi di masa pandemi ini melalui proses belajar yang harus tetap berjalan demi kecerdasan bangsa. Peran penting seorang pendidik, antara lain jadi fasilitator yang baik bagi peserta didik, memanfaatkan media digital untuk mendukung pendidikan dan pembelajaran, menyadari dan menerima bahwa kehidupan sehari-hari saat ini yang tidak terlepas dari genggaman gawai dan perangkat komputer, serta membiasakan metode pembelajaran yang mampu mengaktualisasikan potensi peserta didik.
Peran orang tua dimasa pandemi dengan memfasilitasi anak agar nyaman dalam belajar, seperti siapkan ruangan khusus untuk belajar online, buat jadwal belajar online yang konsisten, pastikan internet stabil selama belajar online, siapkan minum dan makanan ringan jika diperlukan, serta selesai belajar online, buat ringkasan evaluasi belajar.

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh TEUKU SATRIA MAHMUD, SP (Jurnalis Media Online Metropolis.id). Teuku mengangkat tema “TIPS MENGENALI BERITA PALSU DAN VERIFIKASI VERSI MEDIA”.

Teuku membahas berita palsu atau hoax merupakan suatu informasi bohong atau palsu yang direkayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah benar adanya dan akhirnya dipercaya oleh masyarakat umum. Mengenali berita palsu dengan cara, judul berita cenderung provokatif dan sensasional, isi berita cenderung menyudutkan dan menghasut, berita dibuat dari sumber yang tidak terpercaya, serta pembuat berita sangat ingin beritanya cepat viral dan dapat mempengaruhi orang lain untuk berpikir dan bersikap. Cara verifikasi berita melalui, perhatikan judul, periksa sumber berita, baca sampai selesai, serta cermati gaya penulisan, foto, dan tanggal berita.
Motif dari penyebaran berita palsu meliputi, motif politik, motif uang, motif ideologi, dan motif ingin pupularitas. Cara agar terhindar dari penyebar berita palsu antara lain, tidak asal dan langsung membagikan berita, tidak mudah terpengaruh dengan judul berita, boleh membagikan namun lihat manfaat berita bagi pembaca, budayakan membaca sampai habis, serta berpikir kritis.

Webinar diakhiri, oleh LEDY KARIN SEPTIANI, S.H (News Presenter “Radar Sore” Radar Lampung TV dan Beauty Influencer dengan Followers 12,7 Ribu). Ledy menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa cara melindungi diri dari jejak digital, antara lain buat akun media sosial menjadi private, pikirkan sebelum mengunggah konten, bicarakan dengan teman saat teman menandai foto bersama, bersihkan jejak digital yang mengarah ke pribadi, serta pantau komentar yang dibuat oleh orang lain. Tips menggunakan internet sehat antara lain, mengedepankan etika, nilai, dan logika berpikir kritis. Etika menggunakan media sosial meliputi, membuat konten dengan memilih kata yang baik dan sopan, menjauhi ujaran kebencian dan menghujat orang lain, serta tidak melakukan kejahatan online.

Peran orang tua dimasa pandemi dengan memfasilitasi anak agar nyaman dalam belajar, seperti siapkan ruangan khusus untuk belajar online, buat jadwal belajar online yang konsisten, pastikan internet stabil selama belajar online, siapkan minum dan makanan ringan jika diperlukan, serta selesai belajar online, buat ringkasan evaluasi belajar. Cara agar terhindar dari penyebar berita palsu antara lain, tidak asal dan langsung membagikan berita, tidak mudah terpengaruh dengan judul berita, boleh membagikan namun lihat manfaat berita bagi pembaca, budayakan membaca sampai habis, serta berpikir kritis. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *