Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaDaerahKabupaten Aceh TimurTerbaru

Literasi Digital Aceh Timur Bertema ” Privasi dan Keamanan di Dunia Digital “

122
×

Literasi Digital Aceh Timur Bertema ” Privasi dan Keamanan di Dunia Digital “

Sebarkan artikel ini

ACEH TIMUR, RELASIPUBLIK.COM.- Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya. Jum’at (16/07/2021).

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Example 300x600

Sebagai Keynote Speaker, Bupati Kabupaten Aceh Timur yaitu H. Hasballah bin HM Thaib, S.H., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

MUHTADI ZUBEIR, S.PD., MT (Praktisi IT dan RTIK), pada sesi Kecakapan Digital. Muhtadi memaparkan tema “PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN AJARAN TENTANG KEAMANAN INTERNET UNTUK ANAK”.

Dalam pemaparannya, Muhtadi menjelaskan alasan orang tua harus mendampingi anak bermain internet karena di internet terdapat banyak hal negatif seperti, kecabulan atau konten pornografi, pelecehan online, phishing, pembajakan online, malware, cyberbullying, ekspresi berlebihan, kecapaian mata atau konsentrasi, dan menghabiskan banyak waktu. Orang tua harus cerdas dan bijaksana dengan cara, memberikan teladan, bekali dengan ilmu agama dan budaya, bekali dengan sopan santu dan budi pekerti, jadi teman bagi anak, selalu buka komunikasi dengan anak, ajari anak mengambil keputusan, serta utamakan konfirmasi dan klarifikasi.

Tips dan trik orang tua antara lain, pelajari semua tentang internet yang orang tua mampu, menetapkan standar anak mengenai hal yang bisa dan tidak dilakukan dalam jaringan, ajarkan anak untuk menjaga informasi yang bersifat pribadi, ajarkan anak untuk memakai situs jejaring sosial dengan aman, serta dorong anak untuk datang jika mengalami masalah. Tips melindungi anak dalam jaringan dengan cara, mengatur keamanan WPA pada router orang tua, menetapkan password untuk router, mengontrol akses administrasi, serta opsi keamanan pada windows, iOS, atau android. Ajarkan anak dengan keamanan berinternet, tetap aman dari predator jaringan, menggunakan jejaring sosial dengan aman, serta sering-sering cari informasi tentang hal terkait.

Dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital oleh, ARIES SAEFULLAH (Relawan TIK Indonesia). Aries mengangkat tema “MENGENAL ETHICAL HACKER”.

Aries membahas hacer dapat diartikan sebagai seorang ahli yang memanfaatkan pengetahuannya untuk mengatasi masalah tertentu dan menggunakan pemahamannya tersebut untuk berbagai tujuan baik. Platform hacker terdiri dari, hackerone, facebook bug bounty, redstorm, cyberarmy, dan github. Cara menjadi hacker ialah menguasai programming, OS, networking, serta banyak belajar. Forum heacker antara lain, kecoak elektronik, devilzcode, SBH, jasakom, echo, serta Surabayahackerlink.org. Hacker mendayagunakan sebuah sistem yang telah ada tanpa membayar, yang bisa jadi biaya tersebut sangatlah murah jika tidak dijalankan dengan nafsu ketamakan mencari keuntungan.

Sesi Budaya Digital oleh, MUSLIM AMIREN, S.SI., M.INFOTECH (Dosen Informatika Universitas Syiah Kuala). Muslim memberikan materi dengan tema “MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG UU ITE TERKAIT PERLINDUNGAN DATA PRIBADI”.

Muslimmenjabar jenis data pribadi yang bersifat umum dan bersifat spesifik. Data pribadi yang bersifat umum meliputi, nama lengkap, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, serta data pribadi yang dikombinasikan sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi seseorang. Data pribadi yang bersifat spesifik meliputi, data dan informasi kesehatan, data biometrik, data genetika, data pandangan spesifik, dan data keuangan pribadi. Rancangan Undang-Undang perlindungan data pribadi meliputi, jenis data pribadi, hak milik data, pemrosesan data pribadi, pengecualian terhadap data pribadi, serta pengendali dan prosesor mengenai kewajiban dan tanggung jawab. GDPR (general data protection regulation) merupakan perturan mengenai data dimana data pribadi pengguna tidak boleh dimanfaatkan dalam bentuk apapun tanpa seizin mereka. GDPR ini wajib dipatuhi oleh seluruh orang di seluruh dunia yang mengolah, menyimpan, atau memproses data pribadi penduduk dari semua Negara Uni Eropa. GDPR mengatur pemberitahuan serangan, hak untuk mengakses data, hak untuk dihapus, pemindahan data, serta adanya pegawai perlindungan data. Cara agar taat peraturan GDPR ialah pemilik website harus sepenuhnya terbuka dan jujur mengenai data apa yang dikoleksi dan penggunaan data tersebut.

Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital oleh, DR. ISKANDAR MADJID, SE., MM (Direktur UKM Center FEB Universitas Syiah Kuala). Iskandar mengangkat tema “SOSIALISASI E-MARKET BAGI PARA PELAKU UMKM”.

Iskandar menjelaskan potensi ekonomi digital di Indonesia, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun 2020. Salah satunya dalam perbitan roadmap e-commerce. Ekonomi digital mencakup, teknologi keuangan, layanan sesuai permintaan, e-commerce, serta internet of things (IOT). Teknologi keuangan seperti, dompetku, kitabisa,com, dan doku. Layanan sesuai permintaan seperti, gojek, grab, dan ruangguru.com. e-commerce seperti, shopee, lazada, bukalapak, dan tokopedia. Internet of things seperti, qlue, efishery, dan agriculture, Di Indonesia UMKM dengan persentase 9% terlibat dalam jejaring sosial terintegrasi dan memiliki kemampuan e-commerce. 18% UMKM hanya menggunakan jejaring media sosial dalam penjualan produk. 36% memiliki akses internet tetapi tidak digunakan untuk penjualan produk. Serta, 37% tidak memiliki akses internet.

Webinar diakhiri oleh, KEVIN NGUYEN (Co-Founder Cetak Kreator dan Influencer dengan Followers 55,8 Ribu). Kevin menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat para narasumber berupa, saat ini banyak orang yang belanja online karena dimudahkan dengan sistem pembayarannya yang COD atau bayar ditempat dan dapat meningkatkan kepercayaan pembeli, serta kedepannya internet bisa lebih cepat akan mobilitas orang di internet semakin baik. Internet dapat diakses oleh siapa saja dan semua generasi. Di era digital ini banyal hal positif yang dapat diambil namun terdapat pula hal negatif yang akan datang. Hal negatif di internet menjadi tantangan untuk setiap pengguna agar terus melakukan hal positif dan meninggalkan hal negatif tersebut. Contoh hal positif yang bisa dilakukan ialah membuat konten yang dapat mengedukasi dan memberikan informasi mengenai pendidikan atau hal baik lainnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *