Aceh Jaya, Relasipublik.Com.- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Jaya menyelenggarakan konferensi kabupaten ke-IV periode 2021-2026 yang berlangsung lantai III Aula Setdakab Aceh Jaya, Kamis (21/01/2021).
Dalam konferensi tersebut, julianto Terpilih sebagai ketua PGRI Kabupaten Aceh Jaya masa bakti 2021-2026 setelah mengalah 3 Calon lainnya yaitu Mahyuzar, Amri dan Jurjani dengan perolehan 49 suara, mengantikan Muhammad Yanis.
Pelaksanaan konferensi diikuti oleh 50 Kepala sekolah yang ada dalam wilayah Aceh Jaya. guna memberikan hak suara dalam pemilihan ketua PGRI tingkat Kabupaten Aceh Jaya periode 2021-2026 mandatang.
Pantauan media ini, hadir dalam kegiatan itu Bupati Aceh Jaya, T. Irfan TB, Sekda Aceh Jaya, Mustafa, Ketua PGRI Provinsi Aceh, Kepala dinas Pendidikan Aceh Jaya, anggota DPRK Aceh Jaya, dan para guru sekolah dalam kabupaten setempat.
Ketua PGRI Aceh, Al Munzir Mengatakan, pelaksanaan konferensi PGRI di tingkat Kabupaten ini merupakan amanah kongres pusat untuk memilih ketua cabang PGRI di tingkat Kabupaten.
Ia berharap, pelaksanaan konferensi di kabupaten Aceh Jaya mampu melahirkan pemimpin PGRI yang bermitra dengan pemerintrah dalam peningkatan kapasitas guru dan memperjuang hak tenaga pengajar.
” Baik guru honorer, guru bakti maupun guru PNS,” ujarnya
Sementar itu, Bupati Aceh Jaya, T. Irfan TB menyambut baik pelaksanaan konferensi Persatuan Guru Republik Indonesia ke-IV Kabupaten Aceh Jaya. Selain itu, dirinya merasa bangga bisa berada di tengah-tengah para pahlawan tanpa tanda jasa.
T Irfan TB Berharap konferensi ini berjalan dengan baik sehingga dapat melahirkan pengurus baru, yang mampu membawa perubahan yang besar pada pembangunan daerah melalui dunia pendidikan.
” Saya berharap kepada pengurus yang terpilih bisa meningkatkan kinerja dalam mengerakkan organisasi PGRI Aceh Jaya, agar lebih prefesional dan bertanggungjawab dan bersinergi dengan pemerintah serta mendukung kinerja pemerintah terkait peningkatan sumber daya manusia.” ujar Bupati.
Ia menekankan, agar para guru tidak terlibat politik praktis. Sebab, guru adalah pejuang tanpa tanda jasa yang memilik martabat dalam melaksanakan tugas untuk mengangkat derajat pendidikan. (Rls/M/H)